BIla anda melakukannya untuk mendapat nafkah…, itu pekerjaan.
Bila anda melakukannya karena untuk Tuhan…, itulah pelayanan.
Bila anda keluar karena ada yang mengkritik…, itu pekerjaan.
Bila anda terus bekerja meski dikritik habis-habisan…, itulah pelayanan.
Bila anda berhenti karena tidak ada yang berterima kasih…, itu pekerjaan.
Bila anda terus bekerja walau tidak pernah dikenal siapapun…, itulah pelayanan.
Bila anda merasa semakin sulit menikmati apa yang anda kerjakan…, itu pekerjaan.
Bila anda merasa semakin sulit untuk tidak menikmatinya…, itulah pelayanan.
Bila yang anda pikirkan adalah sukses…, itu pekerjaan.
Bila yang anda pikirkan adalah kesetiaan…, itulah pelayanan.
(from Mudika Paroki Kelahiran St. Perawan Maria Kepanjen Surabaya 2006)
Apa yang mau a share di bawah ini benernya udah pernah a tulis pas jaman a masih ngeblog di Friendster taun 2007 lalu.
Pengen nulis lagi aja buat dishare ke adik-adik kelas di IPPAK dan semua orang sekarang yang lagi bergulat ma karya pelayanannya :)
Intinya si cuma mau bilang: klo yg namanya pelayanan emang ga pernah mudah ya?
Bukan hal yang mudah untuk melakukan hal yang baik untuk orang lain.
udah ga ada duitnya, yg ada kadang malah nombok…
udah ga ada untungnya, yg ada malah capek..
belum tentu ada yang berterima kasih, yg ada malah digosipin, dicaci maki, plus dihujat ga becus lah, ga mampu lah, ga kompetenlah...
belum lagi kalau kita dibanding-bandingkan ma orang lain.
emang ya, yang namanya pelayanan tu cuapek buangedddd…
Ya, mungkin karena itulah pelayanan jadi identik dengan "ikut memanggul salib on the way to Calvary"...
Lucunya, walaupun dalam pelayanan yang kita jalani itu kita menangis darah, kita misuh-misuh dan mengeluh sekeras apapun....
walaupun berkali-kali kita merasa ingin menyerah...
Tapi kalau kita jujur pada apa yang sesungguhnya kita rasakan:
Sebenarnya kita menikmati semua itu…dan kita ga pernah sanggup untuk sungguh-sungguh berhenti dan melarikan diri.
Seengganya, itulah yang a rasakan selama ini.
Buat a, pelayanan itu ga pernah mudah.
a juga sering nangis dulu…sering ngeluh juga,…sering nyesek sampai ingin berhenti.
Udah capek-capek, udah korban waktu, tenaga, materi juga mental…
Jangan kata dihargain n dibilang terima kasih, tetep aja dihina, diomongin di belakang, dikata-katain, dikritik pedes, dibanding-bandingkan.
Semakin a berusaha memberikan yang terbaik, semakin keras juga cobaan itu mukul a jatuh berkali-kali.
Terkadang protes dalam hati
Ada rasa ga terima… setelah sekian banyak pengorbanan yg a lakuin demi mereka, koq bisa-bisanya mereka memperlakukan a seperti gitu????
"Hai umat apa salahku kepadamu?"
Tapi biarpun a berkali-kali protes…berkali-kali marah, berkali-kali kecewa dan terluka…berkali2 juga dikritik habis ‘n ga dihargai….
Ga pernah sekalipun a berniat untuk sungguh mundur.
Ya, kadang memang capek bgt… jiwa dan raga.
Ya, kadang memang nyaris ga kuat… fisik juga mental.
Tapi ga pernah sekalipun a berhenti.
bertahan dan bertahan… Selalu bertahan
Kenapa?
Iya ya? kenapa?
Mungkin itu akan jadi pertanyaan abadi bwt a, juga bwt semua orang yg ngerasain seperti itu (yakin bgt, ga sedikit jumlahnya di luar sana)…
Kenapa?
Kenapa sih kita selalu bertahan?
kenapa sih kita ga mundur dan menyerah, setelah apa yg kita korbankan dan apa kita terima sebagai balasan?
kenapa sih kita rela diinjak-injak demi sesuatu yang ga menghasilkan keuntungan apa2 dalam diri kita?
kenapa…kenapa…dan kenapa?
Mungkin jawaban itu ga akan pernah benar-benar ada.
Mungkin ga akan pernah ada jawaban logis untuk smua itu.
tapi itulah keajaiban kata yg bernama "pelayanan"…
di mana ada sesuatu yang membuat kita berbahagia di atas semua air mata itu,
di mana ada sesuatu yang memampukan kita bersyukur boleh mengalami semua keluh itu,
di mana pada akhirnya kita tidak pernah menyesali keputusan untuk terlibat,
di mana pada akhirnya kita sadar bahwa semua itulah yang menjadikan hidup ini berarti dan bermakna.
Tidak akan ada orang yg mampu mengerti, kecuali mereka yang mengalami sendiri…
karena satu2nya alasan hanya akan dimengerti oleh kita dan Tuhan sendiri…
it’s all about ourself and God almighty, Himself…
Sebagaimana Bunda Maria berkata: "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu"
Dan sebagimana Dia sendiri berkata: "Bapa, bilamana mungkin…jauhkanlah cawan ini daripadaku…Tapi biarlah kehendakMu yang terjadi, bukan kehendakku."
Karena itu, untuk semua yang sedang berkarya dalam pelayanannya masing-masing...
khususnya teman-teman satu almamater di IPPAK.
juga untuk siapa saja yang masih berjuang...
Sepait apapun yang kita rasakan saat ini, yakin saja.
Tuhan tidak pernah tidur.
Dia ada di sana. Selalu di sana.
Mengawasi dan mengamati setiap langkah yang kita ambil.
Mencermati apa yang kita rasakan.
DIA melihat dan selalu menghitung:
Menghitung setiap saat kita mencoba menjaga hati kita setiap kita dicobai.
Menghitung semua rasa syukur yang kita ungkapkan padaNYA, meski di saat yang tersulit sekalipun.
Menghitung seluruh kesabaran sebagaimana kita mencoba memaafkan memaafkan dan memaafkan mereka yang berbuat jahat pada kita
Menghitung kuatnya iman yang kita sandarkan padaNYA, bahwa DIAlah yang akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktuNYA
Dan pada waktunya... DIA sendiri yang akan berkata
"Sesungguhnya, pada hari ini kau akan ada bersamaKU di Firdaus"